Harga Sawit di Labusel Alami Fluktuasi, Petani dan Pelaku Usaha Waspada

LABUSEL | VALITO.CO 

Harga kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara, mengalami fluktuasi dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi ini membuat petani dan pelaku usaha waspada, terutama dalam menghadapi ketidakpastian pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal.

Berdasarkan informasi yang didapat dari warga Desa Mampang, Kecamatan Kotapinang, Makmur Harahap, harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani sempat mencapai hampir Rp 3.000 lebih per kilogram (kg) pada awal Februari – Maret 2025. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, harga tersebut turun menjadi Rp 2.070 per kg. Fluktuasi ini dinilai cukup signifikan dan berdampak pada pendapatan petani.

Sementara, salah warga pembeli sawit masyarakat, Doni Siregar, menjelaskan bahwa fluktuasi harga sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain perubahan harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar global, kondisi cuaca yang tidak menentu, serta permintaan pasar yang berubah-ubah.

“Semalam harga sawit di pabrik sekisar Rp.3.070, untuk per kg nya, Saya khawatir akan turun lagi dihari berikutnya, apalagi ini musim panen buah mengalami penurunan,” ujar Doni, Senin, (3/3/2025) di Desa Mampang, Kecamatan Kotapinang.

Selain faktor eksternal, fluktuasi harga juga dipengaruhi oleh produksi sawit yang tidak stabil. Beberapa wilayah di Labusel mengalami penurunan produksi akibat cuaca, Hal ini turut berkontribusi pada penurunan harga TBS di tingkat petani.

Pemerintah daerah Labusel melalui Dinas Pertanian setempat berharap agar mengeluarkan imbauan kepada petani untuk meningkatkan kualitas produksi dan mengelola kebun secara lebih efisien. Selain itu, petani juga didorong untuk memanfaatkan teknologi dan informasi pasar agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menjual hasil panen.

Fluktuasi harga sawit di Labusel menjadi perhatian serius mengingat sektor perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu penyumbang utama perekonomian daerah. Diharapkan kerja sama antara pemerintah, petani, dan pelaku usaha dapat menciptakan stabilitas harga yang lebih baik di masa mendatang.

Sementara itu, analis pasar memperkirakan fluktuasi harga sawit masih akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan, seiring dengan dinamika pasar global dan kondisi cuaca yang belum sepenuhnya stabil. Petani dan pelaku usaha diimbau untuk terus memantau perkembangan terkini agar dapat mengambil langkah strategis.(Zainul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *