MEDAN | VALITO.CO
Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga telur ayam mengalami lonjakan signifikan di sejumlah pasar tradisional di Sumatera Utara. Kenaikan harga telur ini turut menambah beban masyarakat yang sudah tertekan dengan harga bahan pokok lainnya.
Dibeberapa pasar besar, harga telur per butirnya tercatat mencapai Rp1600 hingga Rp2000, padahal sebelumnya harga rata-rata hanya sekitar Rp1200 hingga Rp1600 per butir. Lonjakan ini dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya tingginya permintaan menjelang Nataru, serta cuaca buruk yang mengganggu pasokan dari peternakan.
Salah satu pedagang telur di Pasar 8 Tembung, Kelurahan Bandar Khalifah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Putra mengatakan bahwa peningkatan permintaan untuk kebutuhan makanan saat liburan membuat harga telur sulit dikendalikan.
“Sudah 3 minggu ini naik. Setiap akhir tahun, harga telur selalu naik menjelang Nataru. Banyak pelanggan mengeluhkannya,” ujar Putra, seorang pedagang di Pasar 8 Tembung, Deli Serdang. Selasa, (24/12/2024).
Selain itu, cuaca ekstrem yang melanda beberapa daerah penghasil telur juga mempengaruhi produksi. Peternak mengalami kesulitan dalam menjaga kondisi ayam, yang berujung pada penurunan produksi telur. Dampaknya, stok yang tersedia di pasar menjadi terbatas, sehingga harga pun merangkak naik.
Pedagang tersebut juga turut mengeluhkan kenaikan harga telur tersebut, lantaran berpengaruh pada pendapatan hasil penjualannya.
“Yang pastinya, kenaikan harga telur ini akan menjadi keluhan kami, sudah untung tipis ditambah penambahan modal pastinya,” jelas Putra.
Ditambahkan pedagang, peningkatan harga telur ini akan terus bertahan, lantaran disamping menjelang Nataru juga akan berlanjut mendekati bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 2025. Dan hal tersebut menjadi salah satu tantangan besar di tengah euforia liburan hari raya besar, yang sering kali diwarnai dengan meningkatnya konsumsi pangan di seluruh wilayah Indonesia.(ZAI)