PELALAWAN – Terminal Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dilarang melayani konsumen yang membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) menggunakan jerigen. Hal itu telah diatur dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Larangan itu disebabkan karena jerigen terbuat dari bahan yang mudah terbakar. Apalagi untuk bahan bakar seperti Perlatite yang cepat terbakar. Jika dibandingkan dengan bahan bakar lain yang oktannya lebih tinggi, Pertalite lebih cepat terbakar. Karena, semakin kecil nilai oktannya maka akan semakin cepat terbakar.
Lain halnya dengan SPBU Dundangan beralamat di Jalan Lintas Timur Desa Dundangan Kecamatan Pangkalan Kuras kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau yang beralamat sedikit Bandel bahkan terang terangan untuk melakukan pengisian Jerigen setiap harinya.
Pantauan tim awak media, terlihat pengantrian yang diduga pengerit (berulang-ulang.red) menggunakan jerigen yang digunakan untuk menampung bahan bakar pertalite berserakan di SPBU tersebut, Ada puluhan Jerigen berbaris menunggu giliran pengisian dari karyawan SPBU atau petugas nosel.
Pengantri di situ tidak menunggu lama langsung dilayani dan diduga ada pemberian tips untuk karyawan SPBU tersebut, Aktivitas Pengisian Jerigen di SPBU Dundangan, sudah lama berjalan dan petugas setempat sepertinya kurang respon, padahal jelas itu menggunakan jerigen dilarang.
Salah satu Konsumen yang tidak mau disebutkan namanya mengakui bahwa SPBU desa Dundangan diperbolehkan menggunakan jerigen dengan syarat memberi uang tips.
“Asal ada uang tips dan kerjasama dengan mafia bisa mengambil BBM bolak balik menggunakan jerigen”, Ujar narasumber yang minta namanya tidak disebutkan. Sabtu (6/5).
Perlu diketahui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014, pembelian Pertalite menggunakan jerigen yang dilarang adalah tidak disertai rekomendasi untuk kebutuhan tertentu (pertanian, perikanan, usaha mikro/kecil)
Pemerintah pusat telah menerbitkan Peraturan Presiden No 15 tahun 2012 tentang harga jual eceran dan pengguna jenis BBM tertentu, tidak terkecuali larangan SPBU tidak boleh melayani konsumen dengan menggunakan jerigen dan menggunakan mobil yang sudah dimodifikasi serta menjual ke pabrik-pabrik industry home atau rumahan dan industry untuk mobil-mobil galian C.
Pembelian menggunakan jerigen juga termuat dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2012 bahwa telah diatur larangan dan keselamatan.
Peraturan itu menerangkan secara detail tentang konsumen pengguna, SPBU tidak diperbolehkan melayani jerigen.
Kemudian, konsumen membeli BBM di SPBU dilarang untuk dijual kembali, hal tersebut tertuang dalam undang-undang nomor 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas.
Jika melihat Undang-Undang (UU) Migas Nomor 22 Tahun 2001 pasal 55, siapa saja yang menjual bensin eceran termasuk Pertamini dapat dikenakan sanksi pidana. Yakni 6 tahun atau denda maksimal Rp 60 miliar.
Saat di konfirmasi Manajer SPBU tidak berada ditempat dan sulit untuk dijumpai. Tidak sampai disitu Awak Media akan mengkonfirmasikan hal tersebut ke Polres Pelalawan dan belum mendapatkan jawabannya.(RaP/tim/red)